PT Kaltim Parna Industri Sepakat dan Dinkes Kota Bontang Cegah Stunting


Parnaraya.co.id – Stunting merupakan masalah kekurangan gizi dalam waktu lama. Hal ini berakibat terhambatnya proses pertumbuhan fisik juga terganggunya perkembangan otak anak. Berdasarkan data Dinkes Kota Bontang, kasus stunting di Kota Bontang menduduki peringkat tiga di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Sebagai upaya pencegahan dan penurunan kasus stunting, Pemkot Bontang melalui Dinas Kesehatan Kota Bontang bekerja sama dengan PT Kaltim Parna Industri (KPI). Keikutsertaan PT KPI dengan program Corporate Social Renponsibility (CSR) guna mensukseskan salah satu program Pemkot Bontang untuk mengatasi stunting ini mendapat dukungan penuh dari Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.

Dalam sambutannya pada launching kesepahaman pencegahan stunting di Kelurahan Berbas Pantai, Rabu (4/3/2020), Neni menyampaikan, seorang anak menderita stunting tidaklah instan, akan tetapi melalui proses yang panjang. Salah satunya adalah sanitasi. Lebih jauh dikatakannya, perlunya mengoptimalkan pelaksanaan posyandu sebagai sarana pemantauan pertumbuhan dan pengembangan balita, agar masalah-masalah kesehatan bisa dicegah sejak dini. “Kurang optimalnya pelaksanaan pada posyandu dapat berakibat pada masalah kesehatan lain,” tambahnya.

Data dari Dinkes Kota Bontang menyebutkan bahwa Data atau Sasaran (D/S) Bontang pada tahun 2018, sekitar 57,55 persen jumlah bayi dan balita yang datang ke posyandu. Itu artinya masih ada 42,45 persen atau hampir separuh balita yang tidak terpantau perkembangan dan pertumbuhannya. Neni juga berharap kepada semua stakeholder mulai dari tingkat Kota hingga masyarakat bersama-sama cegah stunting dengan mengoptimalkan posyandu. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama GM HRD & GA PT KPI, Budi Hermawan mewakili Direksi menyampaikan, program yang merupakan kerjasama dengan Dinkes ini berfokus pada penurunan angka stunting. “Ini pertama kalinya pihak kami melakukan kegiatan  CSR di Kecamatan Bontang Selatan,” ucapnya Budi saat sambutan.

Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa perlu meningkatkan kepedulian kepada anak-anak terkhusus pada bayi dan balita. "Anak adalah aset bangsa, kita perlu menjaga calon penerus bangsa ini,” tambahnya. Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat, Jamila Suyuthi dalam laporannya menyampaikan bahwa tgl 26 Februari 2020 telah diadakan rembuk warga yang bertujuan perlunya peran partisipasi aktif masyarakat agar tujuan pencegahan stunting ini bersinergi dan berhasil. Selain itu juga tanggal 28 Februari 2020 diadakan refreshing untuk para kader posyandu dalam rangka up skilling keterampilan sebagai kader, sebagai garda terdepan suksesnya program tersebut.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatangan MOU antara PT KPI dan Dinas Kesehatan Kota Bontang bahwa program sinergi intervensi ini akan berlangsung selama 6 bulan. Selain peluncuran komitmen pencegahan stunting, PT KPI juga menyalurkan bantuan kepada posyandu Mawar dan  Mekarsari berupa alat antropometri kit sebagai alat ukur pertumbuhan bayi. Selain pihak PT KPI dan Dinkes Kota Bontang, turut hadir dalam kegiatan peluncuran komitmen pencegahan stunting tersebut, Kepala OPD terkait, Ketua Pokjanal Posyandu Bontang, Ketua PKK Kota Bontang, Perwakilan Camat Bontang Selatan, Lurah Berbas pantai, Perwakilan Puskesmas Bontang Selatan 2 beserta timnya.

(Sumber:timesindonesia | https://www.timesindonesia.co.id/read/news/254562/dinkes-kota-bontang-dan-pt-kpi-sepakat-cegah-stunting)